Skip to main content

Taif, Puncak Pass-nya Jeddah


Got to admit bahwa gue norak bin telat. Sudah 5 tahun lebih tinggal di Jeddah, belum pernah sekalipun ke Taif. Yang ada dari dulu cuma rencana bin rencana aja. Yang pengen liat King Fahd Garden, camel race en Souq Okaz. Ga pernah dijalanin, sampai akhirnya jadi juga 2 minggu lalu kami kesana. 

Apa sih yang membuat Taif so special? Selain karena ke 3 hal yang sudah disebutin, juga karena aku pengen tahu, kota yang menurut hadits tidak bisa dimasuki Rasulullah salallahu alaihi wassalaam. Lalu beliau beristirahat dan berdoa kepada Allah di luar kota tersebut dan kemudian diberikan buah-buahan anggur dari penduduk setempat sebelum meneruskan perjalanan beliau. Dan memang sekarang Taif terkenal sebagai penghasil sayuran dan buah di Saudi. Anggur hijaunya crispy en manis rasanya.

Our own trip dimulai cukup pagi bagi kami yang senang bangun siang saat weekend. Kami janjian untuk ketemuan eight AM di rumah seorang teman sebelum sama2 berangkat ke sana. Well, aku sendiri ga tidur dari habis nyubuh, karena sibuk bikin bekal piknik. The trip itself took about one and a half hour to two hours. This is the first time we took the lane for non muslim in the Makkah-Jeddah highway, because this is the way to Taif. 

On the way, we made a stop in a camel farm. Foto-foto dulu bentar. Jarang kan bisa ngeliat farm camel begitu dekat, biasanya cuma liat dari pinggiran highway. Tapi kapok ah. Namanya juga animal farm, baunya itu loh. Ternyata selain mau nunjukin camel farm, hubby temanku yang jadi guide kami membeli susu unta yang diperah langsung dari untanya. Waaah...terus terang pengen nyoba juga. Sayang my adventure taste buds kalah sama my health inspector buds. Ternyata kemaren dikasih tahu, kalo susu unta, tidak perlu dipasteurize juga sudah steril. Untuk ditransport seharian tanpa harus masuk pendingin juga ga rusak. Yah, nyesel juga :(.



Akhirnya after quite a long drive off the highway road, sampai juga ke kaki gunung Al Hada, perbatasannya Taif Mekkah. Dari kakinya sudah terlihat jalan menuju ke puncak yang berkelok-kelok. Juga terlihat banyak gondola, tergantung bebas di kabelnya, tidak bergerak sama sekali. Turned out dia baru beroperasi after dzuhur. Jalan yang berkelok ini untungnya ada pembatas tinggi untuk dua arah. Kalau tidak, ga kebayang dengan saudi driving style, pasti akan nambah tingkat adrenalin pengendara dan penumpang mobilnya, huuft. 

Sampai di atas, akhirnya kurasakan juga udara yang lumayan sejuk kalau dibanding udara Jeddah. It was about 26 degrees, yah lumayan lah dibanding 30derajat di Jeddah. Tak heran kalau the Royal Family punya big palace di kota Taif ini sebagai pelarian dari scorching summer heat di tengah padang pasir yang mengeliling Riyadh. Nah perut sudah keroncongan walaupun jam baru menunjukkan pukul 10.30. Aku mengajak mencari taman King Fahd, daripada cuma duduk di depan hotel Ramada yang menjadi tempat naik turunnya gondola. Tempatnya tepat di atas gunung Al Hada. Ternyata susah juga mencari garden yang katanya highlightnya Taif ini. Akhirnya kami piknik di taman di tengah kota Taif. 

Ending the day, we went back home en made a stop at a fruit market near the Taif gate. Dasarnya sih cuma lapar mata, tapi akhirnya ended up buying some pomegranate, alias buah delima en pisang untuk anak2.Di perjalanan pulang ketemuan sama yang namanya baboon. Yup babun, bukan monkey. Makanya agak2 takut buka jendela untuk moto. Abis si babun kan terkenal galak.  




Memang belum sempat kesampaian ke 3 highlights of Taif yang sudah disebut di atas. Anyhow, kapan2 balik lagi deh. At least biar berasa Royal Family gitu, cari dinginnya di Taif di tengah panasnya Saudian desert
 





Comments