Alhamdulillaah, akhirnya sampai juga ke Vienna. Dari dulu emang pengennya sih kesana. Tapi belum ada kesempatan (dan dana terbatas ala mahasiswa), akhirnya cuma sampai Salzburg aja jalan-jalan di Austrianya. Ternyata Vienna cantik beneer. There were sooo much to see and we only spared 3 days (2 days effectively). Tapi paling tidak sudah tau Vienna seperti apa. Jadi moga-moga diberi kesempatan lagi kesana pas anak-anak udah bisa diem. Soalnya emaknya pengeeen banget liat n ndengerin childhood dream concertnya, yaitu Vienna Boy's Choir dan Philharmonic Orchestra yang ngetop karena keren banget itu. (Inget musics dari VPO jadi keinget papi alm. :(( )
Perjalanan kami dimulai dari Heidelberg, sebuah kota kecil yang cantik di Baden Wurtemberg, Jerman, dengan menyewa mobil. Sebenarnya suami maunya sewa BMW, walaupun cuma seri 1 kan BMW gitu. Harganya pun tidak terlalu mahal karena sudah termasuk GPS. Eh ternyata karena penyewaan Hertz di Heidelberg ini kecil, ga dapetlah kita si beamer itu. Malah dapatnya Ford Focus station wagon. Lebih besar sih dan tetap dapat GPS, tapi setelah membayangkan bisa naik BMW taunya cuma dapet Ford, gimana yaah. Yah untungnya si Ford ini minumnya diesel. Horeee!!! Irit deh transportnya.
Waktu tempuh menurut Apple maps sih cuma sekitar 7-8 jam. Aku perkirakan dengan banyak berhenti bakalan 9 jam maksimal. Ternyata, karena suami agak-agak exhausted, waktu tempuh jadi 10 jam :(. Sempet juga suamiku complain, coba aku bisa nyetir dan punya SIM internasional, jadi bisa mbantuin dia nyetir. Tapi gimana yaaa...kita kan dari Saudi, ya ga bisa lah dapet SIM internasional. Kalau para lelaki kan dengan gampang cuma bayar 150-200 SAR dalam 10 menit sudah dapat SIM sakti itu.
Sesampainya di luar kota Vienna, GPS mobil menyuruh memutar, sepertinya arah jalan tol. Lebih cepat waktu tempuhnya. Tapi kucek di Applemaps jalan yang dia tempuh melalui dalam kota, lebih lama, tapi bisa buat sightseeing. Akhirnya kuarahkan the clueless driver kesana. Waah, langsung disambut macet, maklum pukul 5 sore, jam pulang kerja sepertinya. Tapi jadinya sempat melihat Istana Schonbrunn, dan keadaan kota Vienna. Sedikit berputar putar, sedikit tersasar, tapi bisa melihat isi kota Vienna dalam sekilas.
Akhirnya sampai juga di hotel Novotel Suite yang kami pesan via Booking.com. Sebenarnya kalau diliat dari room rate agak di luar budget kami. Tapi dari hasil searching, susah juga untuk mencari kamar untuk 2 dewasa 2 anak yang benar-benar kondisinya memperbolehkan kami satu kamar. Ada beberapa yang menerima anak di bawah 7 tahun free, tapi hanya boleh 1 saja dan extra bednya mahal. Kebanyakan free untuk anak di bawah 5 tahun. Untuk di Eropa, peraturan hotel cukup ketat dibanding di Indonesia apalagi Saudi yang memasukkan 3 anak kecil saja masih boleh dalam satu kamar. Di Eropa, waaah harus dealing dulu lagi sama managernya, seperti saat kita jalan-jalan ke Disneyland Paris. Inipun kita sudah pesan yang family room, 2adults + 2 children, saat check in masih dipertanyakan kenapa 4 orang, ini cuma double room. Baru setelah melihat booking reference kami, bahwa kami pesan room promo, pihak hotel tidak jadi keberatan. Nah kebetulan hotel ini punya family room include breakfast. Dan ternyata kamarnya guedeee banget. Di Eropa gitu looh, bisa ada kamar segede kamar hotel di Saudi. Maklum, terbiasa dengan hotel ala Paris dan Belanda yang kecil-kecil. Melihat kamar besar seperti ini, jadi agak-agak ndeso. Overall, kami puas di hotel ini karena kamar besar, breakfast lengkap (ada smoked salmon euy), dan child friendly, jadi paling tidak value for moneynya 8 out of 10.
Dari kamar pengennya pergi ke bianglala yang ngetop banget di Vienna, Riesenrad di Praterparknya. Konon ini Riesenrad adalah ferris wheel tertua di Vienna, dan masih mempertahankan bentuk awalnya. Makanya kan jadi pengen coba nih yang model klasik ini. Sayangnya, drivernya tepaar :((. Jadinya akhirnya stay di hotel. Padahal walau sudah pukul 8, karena summer time, jadinya masih terang benderang di luar. Akhirnya mendem di hotel huhuhu. Untung ada hiburan TV dan game. Eh lumayan juga filmnya cukup baru-baru untuk ukuran pay TV, dan gratis pula. Ya udah, selonjoran dulu, sekalian liat peta turistik dan merencanakan perjalanan untuk besok.
Jadi rencananya dalam 3 hari kedepan, kita akan mendatangi Istana Schonbrun, Kindermuseum Zoom, dan tentunya keliling kota Vienna. Dengan segala macam rencana, semua prop harus disiapkan. Taunya pas ambil barang di mobil, baru ketahuan. Stroller adek KETINGGALAAAAAN di Heidelberg !!!
to be continued....
======
Tips sebelum berangkat jalan2 ke tempat yang belum pernah didatengin (this time is Vienna).
1. Cek the most convenient transport to go there.
Aku sebenarnya lebih pengen naik kereta malam saja. Ada kereta murah bila dipesan maximal 60 hari sebelum tanggal keberangkatan. Selain menghemat tenaga, juga menghemat hari. Tetapi suami lebih merasa convenient dengan driving, karena bisa menikmati pemandangan dan tidak perlu terikat waktu. Selain itu, lebih safe, karena ada kekhawatiran pergi dengan kereta malam di Eropa dengan anak kecil. Aku sendiri dulu biasa saja naik kereta malam antar negara, tapi mungkin karena masih mahasiswa, dan tidak kepikiran bawa ekor. Jadi sekarang pilihannya adalah kereta siang atau driving alias rent a car.
Untuk sewa mobil, sebaiknya sewa mobil langsung dari internet karena lebih murah, dan kita bisa membandingkan harga beberapa rental car providers. Kalau sudah jelas tanggalnya, bisa dibayar dimuka (prepaid) sehingga dapat diskon banyak. Tapi sayangnya, kalau prepaid, uang tidak dapat kembali, bila ternyata kita batal sewa.
Untuk kereta, pesan 2-3 bulan sebelum kebrangkatan, maksimal 92 hari sebelumnya. Kebanyakan aku memakai interchange antara beberapa website kereta di Eropa seperti Deutsche Bahn-nya Jerman, SNCFnya Prancis, NS-nya Belanda, atau SBBnya Swiss. Karena kadang harganya suka berbeda juga availability linesnya. Jereng sedikit lah mata melototin jadwal n harga :p
2. Book the optimal hotel
Optimal maksudnya apa? Yah kalo punya 7 kriteria, terus 4-5 kriteria udah terpenuhi, ya diambil aja. Ga usah nunggu 7-tujuhnya atau malah baru dapet 1 udah puas. Jadi kriteria kita untuk milih hotel, pertama dan kedua adalah sesuai budget dan punya review bagus. Kadang kita korbanin budget sedikit buat masuk ke hotel dengan good review atau sebaliknya ignore beberapa bad point dari suatu nicely reviewed hotel supaya masuk budget. Jadi yang dua ini adalah nomor 1 dan 2 ganti-ganti. Kriteria selanjutnya, breakfast. Ini hotel offer breakfast included in price ga hihihi. Kalau lagi liburan, males aja cari-cari breakfast sebelum jalan. Padahal breakfast is the most important thing to start our day. Lalu hotelnya child friendly ga. Ada lift apa ga? Pokoknya kita bukan model family yang backpack-an. Jadi kalau kamu backpacker sejati, ga cocok lah kriteria kita. Kalau dulu pas masih single fighter, mah nunggu kereta pagi sambil tidur di stasiun KA di Parma masih dijabanin. Sekarang, ga dulu deh. Terus lokasi. Mau dekat mana? Dekat stasiun atau dekat shopping center. Atau mau dekat tempat makan halal? Kebetulan kemarin kita tempatnya agak di tengah kota, dekat banget dengan metro stasiun. Jadi enak jalan-jalannya.
3. Pack light.
Cukup 1 baju sehari dan baju malam 1 set untuk selama disana. Repot juga bawa princess yang maunya ganti baju kalo kena basah sedikit. Jadi emaknya yang harus disiplin, cuma boleh ganti kalo bajunya benar-benar kotor. Galaaak. Jadi benar-benar jumlah baju yang dibawa aku sesuaikan dengan jumlah hari yang ada.
4. Jangan lupa bawa stroller
Di Eropa yang stroller and pedestrian friendly, jangan pernah lupa bawa stroller kalo punya anak kecil. Kali aja dia capek kan bisa tidur di stroller, tanpa harus digendong-gendong. Kayak kemaren, berasa banget kelupaan bawa stroller. Si adek jadi ga tidur siang, kalaupun tidur cuma sebentar-bentar karena cuma digendong bapaknya.
5. Find out about the city in the internet
Terutama dari website resmi kota tersebut. Website kota Vienna benar-benar helpful dan user friendly. Jadi kita tau tempat apa saja yang oke untuk dikunjungi. Juga ada pilihan karena kita bersama anak, kita bisa mencari tempat yang bisa dinikmati bersama-sama dengan anak.
That's my tips. What's yours ;) ?
Waktu tempuh menurut Apple maps sih cuma sekitar 7-8 jam. Aku perkirakan dengan banyak berhenti bakalan 9 jam maksimal. Ternyata, karena suami agak-agak exhausted, waktu tempuh jadi 10 jam :(. Sempet juga suamiku complain, coba aku bisa nyetir dan punya SIM internasional, jadi bisa mbantuin dia nyetir. Tapi gimana yaaa...kita kan dari Saudi, ya ga bisa lah dapet SIM internasional. Kalau para lelaki kan dengan gampang cuma bayar 150-200 SAR dalam 10 menit sudah dapat SIM sakti itu.
Sesampainya di luar kota Vienna, GPS mobil menyuruh memutar, sepertinya arah jalan tol. Lebih cepat waktu tempuhnya. Tapi kucek di Applemaps jalan yang dia tempuh melalui dalam kota, lebih lama, tapi bisa buat sightseeing. Akhirnya kuarahkan the clueless driver kesana. Waah, langsung disambut macet, maklum pukul 5 sore, jam pulang kerja sepertinya. Tapi jadinya sempat melihat Istana Schonbrunn, dan keadaan kota Vienna. Sedikit berputar putar, sedikit tersasar, tapi bisa melihat isi kota Vienna dalam sekilas.
Akhirnya sampai juga di hotel Novotel Suite yang kami pesan via Booking.com. Sebenarnya kalau diliat dari room rate agak di luar budget kami. Tapi dari hasil searching, susah juga untuk mencari kamar untuk 2 dewasa 2 anak yang benar-benar kondisinya memperbolehkan kami satu kamar. Ada beberapa yang menerima anak di bawah 7 tahun free, tapi hanya boleh 1 saja dan extra bednya mahal. Kebanyakan free untuk anak di bawah 5 tahun. Untuk di Eropa, peraturan hotel cukup ketat dibanding di Indonesia apalagi Saudi yang memasukkan 3 anak kecil saja masih boleh dalam satu kamar. Di Eropa, waaah harus dealing dulu lagi sama managernya, seperti saat kita jalan-jalan ke Disneyland Paris. Inipun kita sudah pesan yang family room, 2adults + 2 children, saat check in masih dipertanyakan kenapa 4 orang, ini cuma double room. Baru setelah melihat booking reference kami, bahwa kami pesan room promo, pihak hotel tidak jadi keberatan. Nah kebetulan hotel ini punya family room include breakfast. Dan ternyata kamarnya guedeee banget. Di Eropa gitu looh, bisa ada kamar segede kamar hotel di Saudi. Maklum, terbiasa dengan hotel ala Paris dan Belanda yang kecil-kecil. Melihat kamar besar seperti ini, jadi agak-agak ndeso. Overall, kami puas di hotel ini karena kamar besar, breakfast lengkap (ada smoked salmon euy), dan child friendly, jadi paling tidak value for moneynya 8 out of 10.
Dari kamar pengennya pergi ke bianglala yang ngetop banget di Vienna, Riesenrad di Praterparknya. Konon ini Riesenrad adalah ferris wheel tertua di Vienna, dan masih mempertahankan bentuk awalnya. Makanya kan jadi pengen coba nih yang model klasik ini. Sayangnya, drivernya tepaar :((. Jadinya akhirnya stay di hotel. Padahal walau sudah pukul 8, karena summer time, jadinya masih terang benderang di luar. Akhirnya mendem di hotel huhuhu. Untung ada hiburan TV dan game. Eh lumayan juga filmnya cukup baru-baru untuk ukuran pay TV, dan gratis pula. Ya udah, selonjoran dulu, sekalian liat peta turistik dan merencanakan perjalanan untuk besok.
Jadi rencananya dalam 3 hari kedepan, kita akan mendatangi Istana Schonbrun, Kindermuseum Zoom, dan tentunya keliling kota Vienna. Dengan segala macam rencana, semua prop harus disiapkan. Taunya pas ambil barang di mobil, baru ketahuan. Stroller adek KETINGGALAAAAAN di Heidelberg !!!
to be continued....
======
Tips sebelum berangkat jalan2 ke tempat yang belum pernah didatengin (this time is Vienna).
1. Cek the most convenient transport to go there.
Aku sebenarnya lebih pengen naik kereta malam saja. Ada kereta murah bila dipesan maximal 60 hari sebelum tanggal keberangkatan. Selain menghemat tenaga, juga menghemat hari. Tetapi suami lebih merasa convenient dengan driving, karena bisa menikmati pemandangan dan tidak perlu terikat waktu. Selain itu, lebih safe, karena ada kekhawatiran pergi dengan kereta malam di Eropa dengan anak kecil. Aku sendiri dulu biasa saja naik kereta malam antar negara, tapi mungkin karena masih mahasiswa, dan tidak kepikiran bawa ekor. Jadi sekarang pilihannya adalah kereta siang atau driving alias rent a car.
Untuk sewa mobil, sebaiknya sewa mobil langsung dari internet karena lebih murah, dan kita bisa membandingkan harga beberapa rental car providers. Kalau sudah jelas tanggalnya, bisa dibayar dimuka (prepaid) sehingga dapat diskon banyak. Tapi sayangnya, kalau prepaid, uang tidak dapat kembali, bila ternyata kita batal sewa.
Untuk kereta, pesan 2-3 bulan sebelum kebrangkatan, maksimal 92 hari sebelumnya. Kebanyakan aku memakai interchange antara beberapa website kereta di Eropa seperti Deutsche Bahn-nya Jerman, SNCFnya Prancis, NS-nya Belanda, atau SBBnya Swiss. Karena kadang harganya suka berbeda juga availability linesnya. Jereng sedikit lah mata melototin jadwal n harga :p
2. Book the optimal hotel
Optimal maksudnya apa? Yah kalo punya 7 kriteria, terus 4-5 kriteria udah terpenuhi, ya diambil aja. Ga usah nunggu 7-tujuhnya atau malah baru dapet 1 udah puas. Jadi kriteria kita untuk milih hotel, pertama dan kedua adalah sesuai budget dan punya review bagus. Kadang kita korbanin budget sedikit buat masuk ke hotel dengan good review atau sebaliknya ignore beberapa bad point dari suatu nicely reviewed hotel supaya masuk budget. Jadi yang dua ini adalah nomor 1 dan 2 ganti-ganti. Kriteria selanjutnya, breakfast. Ini hotel offer breakfast included in price ga hihihi. Kalau lagi liburan, males aja cari-cari breakfast sebelum jalan. Padahal breakfast is the most important thing to start our day. Lalu hotelnya child friendly ga. Ada lift apa ga? Pokoknya kita bukan model family yang backpack-an. Jadi kalau kamu backpacker sejati, ga cocok lah kriteria kita. Kalau dulu pas masih single fighter, mah nunggu kereta pagi sambil tidur di stasiun KA di Parma masih dijabanin. Sekarang, ga dulu deh. Terus lokasi. Mau dekat mana? Dekat stasiun atau dekat shopping center. Atau mau dekat tempat makan halal? Kebetulan kemarin kita tempatnya agak di tengah kota, dekat banget dengan metro stasiun. Jadi enak jalan-jalannya.
3. Pack light.
Cukup 1 baju sehari dan baju malam 1 set untuk selama disana. Repot juga bawa princess yang maunya ganti baju kalo kena basah sedikit. Jadi emaknya yang harus disiplin, cuma boleh ganti kalo bajunya benar-benar kotor. Galaaak. Jadi benar-benar jumlah baju yang dibawa aku sesuaikan dengan jumlah hari yang ada.
4. Jangan lupa bawa stroller
Di Eropa yang stroller and pedestrian friendly, jangan pernah lupa bawa stroller kalo punya anak kecil. Kali aja dia capek kan bisa tidur di stroller, tanpa harus digendong-gendong. Kayak kemaren, berasa banget kelupaan bawa stroller. Si adek jadi ga tidur siang, kalaupun tidur cuma sebentar-bentar karena cuma digendong bapaknya.
5. Find out about the city in the internet
Terutama dari website resmi kota tersebut. Website kota Vienna benar-benar helpful dan user friendly. Jadi kita tau tempat apa saja yang oke untuk dikunjungi. Juga ada pilihan karena kita bersama anak, kita bisa mencari tempat yang bisa dinikmati bersama-sama dengan anak.
That's my tips. What's yours ;) ?
Wah, keren udh sampai Vienna. Jadi pengeeen heu...heu..heu ..
ReplyDeletehehehe...aamiin...Aku juga pengen lagi. Ga cukup ni 3 hari.
DeleteAku pun mau ke Vienna... pingin nonton konser musik klasik.. T_T
ReplyDeleteBebe di Sweden bukan? Enak lah tinggal loncat ke Austria pas libur. Visa juga ga mikir, ga kayak aku ;). Pengen juga nonton konsernya, belum kesampean
DeleteHuaaa...Viennaaaaa...
ReplyDelete*ngitung receh di pojokan*
Makasih ya mbak tips-tips jalan-jalannya, mdh2an suatu hari kami sekeluarga bisa liburan kesana, amin!
aaamiin... hehehe semoga sampe Mekkah dulu baru sampe Vienna hihihi...
Delete