Skip to main content

Lil Princess and Her First Earrings

credit
Uhuk... sebelum cerita, bebenah dulu, bersih-bersihin debu dan sarang laba-laba dari notes yang ternyata katanya terakhir posting tanggal 24 Februari 2013. Walaupun setelah itu sempat ganti cat dan lirik-lirik dikit, terus terang ada kesibukan lain dan dibumbui dengang adanya kemalasan, sehingga membuat diriku lagi malas nulis diary apalagi blogwalk. Juga lagi turun mood nulis di amuslima.com. Cerita fullnya nanti aja. Kali ini mau cerita pendek dulu tentang si little princess.

Sejak dulu, memang aku sudah memasang tekad, kalau anakku yang lahir perempuan, aku tidak akan memasangkan anting sejak bayi kepadanya. Agak sedikit nyeleneh memang dari kebiasaan keluargaku. Tapi hasil baca-baca dan melihat-lihat, memang ada benarnya juga. Untuk apa perempuan dipasangkan anting sejak bayi? Katanya untuk menandakan bahwa dia perempuan. Terus, terus, kalau dia tidak punya pierced ears, dia bukan perempuan gitu? Rasanya kok aneh ya.

So, I bore the chattering from all around me, terutama dari keluarga dekat dan orang-orang (terutama Indonesian) yang seperti protes, kok anaknya ga dikasih anting? Or 'ini cewek apa cowok? Oh cewek, kok ga pake anting?'. Padahal anaknya udah pake baju pink or purple dari atas ke bawah, dengan baju model cewek, dengan rambut melambai-lambai. Masih ditanya pula, cewek atau cowok. Masih disangsikan pula, ini cewek tooh. Hanya beberapa orang yang pernah kutemui, (definitely not Indonesian), yang saat bicara tentang si princess, merefernya dengan 'she' atau 'her'. Dulu sempat juga aku iseng tanya "How did you know she's a girl". The Thai lady with a German hubby simply answered, "Ah, dia keliatan banget kok ceweknya. Her face really shows. It's obvious she's a girl.". Tolong deh... anak kan anak gue gitu. Terserah doong, gue juga ga ikut campur urusan elu. Begitu pikirku.

Juga kalau saat jalan ke Europe, walaupun dengan rambut tipis, orang refer ke princess Z dengan kata 'she'. Tapi kenapa kalau balik ke lingkunganku sendiri, dia selalu dipertanyakan. Padahal, semakin besar, semakin terlihat raut garis halus seorang perempuan di wajah cantik ala Arabnya, masya Allaah, tabarakallaah. Aih, kenapa pula dia berwajah ala Arab? Apa mungkin karena waktu hamil dia, aku dendam kesumat sama orang Arab? Dan kebetulan pula saat dia lahir, perawakannya sedikit menyerupai orang arab? Dan karena dia suka keras kepala, sering aku katain dasar Arab? Wallahu a'la a'laam bi showwab. Yang pasti, bukan bermaksud memuji anak sendiri, tapi, kedua anakku terlihat jelas jenis kelaminnya apa, tanpa harus ada atribut macam-macam seperti anting-anting. Sudah pakai bando saja masih ditanyain 'cewek apa cowok? Oooh cewek, habis ga pakai anting, ga tau." . Ga abis pikir, ada ya anak cowok kecil pake bando???

Cape deeeh!

Tapi tentu saja aku bersikukuh dengan sikapku. Aku tak mau melubangi kuping anakku, hanya karena adat istiadat dan orang-orang di sekitarku seperti meremehkanku. Biar saja nanti kalau lil princess sudah besar, dia yang minta sendiri. Yang penting kalau mau ear piercing harus steril. Simple aja.



Ternyata, yang namanya bawaan lingkungan merasuki juga ke si anak. Teman sekelas yang dia bilang sebagai best friendnya, pakai anting. Dan suatu saat ia juga melihatku pakai giwang. Dan tiba-tiba ia minta anting. Aku pakaikan giwang ke kupingnya. Tapi lama-lama dia minta seperti temannya yang punya anting yang bisa bergoyang. Hadeeeh... Anak TK aja udah kecentilan. hehehe Tapi memang pada umur segitu bukan cewek itu lagi centil-centilnya.

Ya sudah, akhirnya aku bertanya ke beberapa teman, yang merekomendasikan di IMC Hospital dengan biaya 150sar, lalu Abeer Hospital yang biayanya 50 sar. Yah pilih ke Abeer doong. Tapi, yang namanya Abeer hospital itu selalu rame, karena katanya murah dan good service untuk RS kecil dan baru. Yah makanya rame. Bahkan temanku bilang, untuk tindik anaknya, dia ga pakai lama nunggunya. Cuma mendaftar di satu kasir, bilang cuma untuk tindik, langsung dilayani dengan cepat.

Masalahnya aku tidak sempat nih, karena sedang sibuk mempersiapkan new chapter in life, yang membuatku capek lahir batin pikiran, makanya terbengkalai lah si blog. Belum juga bapaknya si kecil yang ga sempet juga buat nganterin. Alhasil, si anak cuma bisa merengek minta anting, sementara aku merasa bersalah belum sempet juga nganterin dia ke Abeer.

Sampai akhirnya, tiba waktunya kami berangkat liburan ke Jakarta 2 minggu lalu. Lah tiba-tiba si princess ngingetin kapan aku dilubangin kupingnya seperti mommy. Aku memang menunjukkan lubang kecil di telingaku tempat aku memasang anting, sehingga dia tahu, untuk pasang anting dan giwang perlu lubang. Ya sudah, akhirnya aku googling lagi deh, tempat tindik anak. Ealaah, cari tindik anak, yang banyak tindik bayi. Dan lucunya, ada pertanyaan di beberapa grup tentang dimana tindik bayi, eh bukannya dijawab disini disitu, malah dibilang, intinya 'aku mah tidak nindik anak.' Sama seperti sikapku, tapi kok yang ditanya apa dijawab apa. Kan susah cari infonya.

Aku baru ingat, saudaraku baru punya bayi, ya sudah 7 bulan sih. Lalu aku tanya sama dia, dimana nindiknya. Diberilah aku sebuah nomor telpon yang ternyata setelah googling merupakan nomor Rumah Vaksinasi. RV ini katanya memberikan vaksinasi dengan harga terjangkau. Tapi kalau dari rumah mamiku yang di daerah segitiga emas, kalau menuju Kramat Jati kayaknya ya jauh amat ya. Padahal biayanya cukup murah loh, cuma Rp 100.000. Lebih murah dari di Abeer kan.

Karena itu aku lebih sering lagi googling dan mencoba juga menelpon beberapa RSIA yang dekat rumah. Aku telpon ke Bunda di Menteng. Sayangnya mereka tidak menerima bayi di atas 1 bulan, karena katanya kalo sudah lebih tua, akan berontak. Apalagi umur 4 tahun. Ya sudahlah, namanya policy malas aku berargu. Lalu aku menemukan di grup yang lain, ada yang bilang di Carolus. Bisa menerima anak di atas 1 bulan. Hmm, masih ragu juga sih.

Sampai akhirnya kemarin, saat pagi-pagi sudah siap mau berangkat ke RV Kramat Jati, mami bilang tempatnya terlalu jauh. Takutnya kita ga tau jalan. Akhirnya aku mencoba menelpon ke RS. St Carolus dan RS. Agung. RS Agung tidak menerima pula kalau tidak di bawah 1 bulan. Untungnya di Carolus bisa, dan harus datang sebelum jam 10 di Balkesmas Paseban yang satu pagar dengan RSnya. Lalu resepsionis di telpon memberitahu biayanya cuma 60.000. Waah, alhamdulillaah.

Lalu kami pun kesana. Cukup bingung juga, karena tempatnya ramai, dan namanya Paseban, tapi letaknya tepat di Jl. Salemba Raya. Jadi saat masuk parkiran Carolus, gedung berada di sebelah kiri. Setelah melewati lorong panjang, sampai kami ke antrian pendaftaran. Ternyata, setelah mengisi formulir, aku disuruh ke kamar 31. Tapi di depan kamar aku bingung, yah masuknya gimana? Masak nerobos antrian. Aku tanya suster yang sedang nensi orang. Katanya sih, disuruh tunggu dulu sampai dipanggil. Ooowh begitu. Akhirnya kami menunggu. Ternyata dari hasil observasi lapangan (apa coba?), klinik tempatku menunggu ini bukan klinik anak sakit, tapi klinik tumbuh kembang, yaitu tempat bayi-bayi diperiksa perkembangannya dan juga diberi vaksinasi bila diminta. Syukurlah mengurangi resiko terpapar penyakit. Terpampang poster-poster yang mendukung pemberian ASI dan IMD (inisiasi menyusui dini/early latch on) dan poster kelemahan susu formula hehehe... Ada juga ruang laktasi dan konsultasi laktasi. Hmmm pasti lebih murah disini daripada dulu konsul di Amsterdam untuk si mas.

Lalu, saat giliran si kecilku, kami masuk, dan penindikan akan memakai sistem tembak. AKu pun disuruh membayar dulu di kasir. Ternyata biaya tindik dan giwang hanya Rp 50.000! Plus 8.000 untuk admin, yah, jadinya ga sampai Rp 60.000 dong...Asyiiik, bisa buat bayar parkir kembaliannya. Aku pun bergegas kembali ke kamar tindakan. Setelahnya, kami diberi pilihan giwang, ada yang pakai mata seperti zircon, ada yang pakai pearl. Pilihan jatuh ke zircon-like yang ternyata memang favorit karena tinggal satu saja. Giwang ini katanya sudah banyak dipakai selama si bidan atau perawat (kurang jelas juga) bertugas selama 30 tahun tanpa ada keluhan alergi. Tapi beliau agak kurang mengerti saat aku meyakinkan, 'jadi ini hypoallergenic ya bu?

Proses penindikan ini jadinya pertama daun telinga Z dibersihkan dengan alkohol oleh sang perawat yang sekarang memakai plastic glove. Lalu tempat yang akan dilubangi ditandai dengan spidol merah dan kami pun memeriksa apakah sudah pas. Kebetulan yang kiri agak kurang turun, sehingga diperbaiki sedikit titiknya.Kemudian, perawatnya mempersiapkan alat pelubang. Telinga kanan pun siap dilubangi, aku pun berucap bismillaah. Eh ternyata, daun telinganya bukan hanya berlubang tapi, giwang sudah langsung terpasang. Begitu pula dengan yang sebelah kiri. Dan tak ada erangan sedikit pun dari the brave lil princess.  Prosesnya pun cuma sekejap saja. Bahkan eyang menyangka caranya ditindik dulu baru dikasih giwang, ternyata sudah langsung sekaligus. Hanya saja sesudahnya ia mungkin merasa aneh dengan barang asing baru di telinganya, sehingga terkadang ia seperti merasa keberatan giwang hihihi. Tapi hal itu cuma berlangsug beberapa jam saja. Selanjutnya, ia bahkan ga berasa apa-apa lagi, kecuali saat kuteteskan alkohol.

kalem saat sedang di prep


terpasang juga si giwang

Suster menjelaskan bahwa giwang yang terpakai tidak boleh dilepas dulu selama paling tidak 2 minggu dan harus dibersihkan dengan tetesan alkohol agar bisa meresap ke lubang yang baru. Setelah itu, ia memberikan salep antibiotik di antara kulit dan giwang. Salep ini cuma hanya untuk sekali itu saja.

Lucu juga ni, melihat si kecil sekarang pakai giwang. Aneh rasanya, empat tahun melihatnya polos tanpa apapun, sekarang di telinganya terpaku sepasang giwang. Dan ia pun bertanya kapan beli anting princessnya. Yah paling tidak masih ada 2 minggu untuk mencari giwang dengan bentuk yang ia inginkan. Habis di Jeddah walalupun emasnya lebih bagus, tapi bentuknya tidak ada yang lucu-lucu seperti kepala minni mouse dsb. Jadi cari saja di Jakarta sekalian :)

Kalau yang di Jakarta ada yang ingin mencari tindik anak buat princessnya yang sudah lebih dari 1 bulan, bisa menghubungi Rumah Vaksinasi di daerah Kramat Jati - Jakarta Timur 021-87798431. Atau Balkesmas Paseban RS. Carolus di Salemba Raya - Jakarta Selatan 021- 3904441 ext 7905, 7906.

Untuk di Jeddah, bisa hampir di semua RS, dengan biaya berbeda dan untuk usia sampai dengan 2 tahun, masih dicover dengan asuransi Tawuniya. Untuk asuransi bisa ditanyakan langsung dengan HRD kantor suaminya yaa.   


 

Comments

  1. Vicaa sampe kapan di Jakarta? Kalau lo ga sibuk, ketemuan yuk! Gue udah di Jakarta juga sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emmiiii... baru baca :(. Gue sampe tgl 29 nih. Gue YM yak.

      Delete
  2. makasie banyak yah,, sangat membantu sekali..

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama2... alhamdulillah bisa membantu sedikit

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Bundaaa... saya bunda nadhifa dari bogor.
    Trimakasih yaa infony bunda sangat bermanfaat..
    Saya sudah tindik anak k2 sy waktu usia 7hari dan kemudian bengkak, iritasi, infeksi berair terus.. lalu dicopotlah antingny.. skrg usia 7bulan.. tindik lagi dan benar rumah sakit dan juga bidan tidak berani krn mereka menggunakan sistem manual..
    Kemudia teman sy share blog bunda ini.. sy ke rumah vaksinasi inpres. Sempat berkali2 muter2 krn tidak ada menemukan plang padahal menggunakan waze.. ternyta plangnu adalah Klinik Dr Piprim
    Trims bunda.. semoga bunda bunda yang bermanfaat ini dilimpihkan kesehatan.. amiinnn..
    March 6, 2017 at 9:09 AM

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah bisa bermanfaat. Terima kasih doanya bunda :)

      Delete

Post a Comment