Skip to main content

NEMO Museum dan World Science Festival

NEMO Museum
Sebenarnya kunjungannya sendiri udah lama banget yaitu tanggal 5 Oktober 2013. Tapi kok ya baru (di)sempet(in) nulis sekarang. Mumpung buka laptop ceritanya :p. 
Setelah berhasil dengan misi memperkenalkan museum ke anak-anak di postingan Day at the Museums, petualangan ke museum pun berlanjut. Saya pun sampai membeli kartu berlangganan Museumkaart yang kalau dihitung-hitung cukup murah untuk menjelajahi berbagai museum dalam waktu setahun.

Kembali berdomisili di Belanda memang benar-benar membuka peluang untuk mendatangi berbagai museum yang khusus untuk anak. Bahkan beberapa seperti Van Gogh Museum, walaupun bukan museum anak, memberikan aktifitas yang menarik untuk pengunjung ciliknya. Museum cantik ini memberikan kegiatan mencari harta karun dengan memecahkan teka-teki dalam peta yang diberikan berdasarkan petunjuk yang tersebar di dalam pameran. Setelahnya, anak-anak mendapat hadiah souvenir dari museum.    

Di Belanda ini terdapat berbagai museum yang menampilkan interaksi dengan pengunjung terutama anak-anak. Museum anak pertama yang kami kunjungi adalah Nemo Museum di Amsterdam. Kebetulan awal Oktober merupakan World Science Festival dan Nemo turut meramaikannya dengan menggelar Street Science Festival di pekarangannya. Selain itu, tiket masuk masuk Nemo (sebesar Eur 15 per orang diatas usia 4 tahun) juga digratiskan. Tak heran, ribuan orang menyesaki tempat ini pada akhir pekan tersebut.
 
Kanal Amsterdam sebelah NEMO
Museum berbentuk separuh haluan kapal yang hampir tenggelam ini terletak di ujung kanal Amsterdam. Lokasinya cukup strategis karena berada tak jauh dari Amsterdam Centraal Station (Stasiun Kereta Amsterdam). Dengan berjalan kaki 5 menit dan menyebrangi jembatan yang melintasi kanal dermaga, sampailah kita di Nemo Museum.  Sebelum memasuki pelatarannya pun, mata termanjakan oleh pemandangan kanal berisikan kapal-kapal pribadi yang berlabuh di dermaga di tepi pekarangan museum. Saat festival sains ini, jalan tersebut dipenuhi oleh stand-stand pameran yang menampilkan peragaan sains. 
 
Stand favorit adalah stand robot bermain bola dari  Institut Tehnik (TU) Eindhoven dan stand Mad Science yang membagikan gratis sebotol clay dough. Yang unik, stand Mad Sciene tersebut tidak memberikan begitu saja mainan tersebut, tetapi anak-anak yang memintanya harus membuatnya dari adonan lem dan pewarna yang disediakan.Setelah membuat clay dough, kami pun meneruskan perjalanan ke tujuan utama kami, Museum Nemo. 

making clay dough
Di dalam, hiruk pikuk anak dan orangtuanya mengisi lobi di depan pintu masuk. Terdiri dari 5 tingkat, tiap lantai di Nemo memiliki tema dan target usia yang berbeda. Lantai dasar ini didesain bagai pasar raya dengan berbagai stand permainan. Pengunjung dapat belajar merakit radio, mencoba mencari koin dengan metal detector atau mencoba menghitung jumlah bola dalam box kaca.

Saat kami menaiki tangga lantai pertama, sedang berlangsung pertunjukan “Chain Reaction” yang dikerumuni puluhan pengunjung yang melingkar sampai ke atas tangga. Di sekelilingnya, terdapat berbagai peraga fenomena fisika sehari-hari, mulai dari mainan bubble sabun besar, penghitung partikel hujan meteor, sampai peraga DNA yang memungkinkan pengunjung mengutak-atik puzzle DNA pembentuk makhluk hidup. 

inside NEMO

Dengan langit-langit tinggi yang menunjukkan lantai berikutnya, museum yang sedang “full house” ini  masih terlihat luas dan tinggi. Di lantai 2, anak-anak belajar membuat ‘air bersih dari hujan’, mengalirkan air sungai dengan dam, menjalankan pesawat logam dengan refleksi cahaya dsb. Semuanya merupakan bagian dari bermain dengan sains. Di lantai yang sama juga terdapat batu meteor asli dan juga rekonstruksi pembuatan bangunan raksasa seperti jembatan Erasmus yang terdapat di Rotterdam. 

Buat Air bersih dari rainwater
 Di lantai berikutnya, terpaksa kami agak menyensor penglihatan anak-anak, karena di bagian remaja terdapat pendidikan yang khusus untuk remaja yang berkaitan dengan perasaan dan hormone penyebabnya. Ternyata memang lantai ini ditujukan untuk usia remaja ke atas, karena di bagian lain, terdapat eksebisi yang mungkin belum dapat dinalar oleh anak usia 12 tahun ke bawah. Namun untuk usia remaja dan dewasa cukup menarik dan menggoda akal pemikiran. Disini kita dapat uji memori dengan menjadi saksi kasus kriminal, melihat skor IQ, bahkan mengasah keseimbangan otak kiri dan kanan dengan tes-tes kecil yang menarik.     


Di bagian teratas museum sudah tidak terdapat lagi peragaan dan eksebisi, tetapi pintu di atap tersebut terbuka memaparkan udara segar dari pelataran duduk di ruang terbuka. Atap NEMO yang berbentuk haluan kapal itu memungkinkan pengunjung mengaso sambil melihat pemandangan segar di sekeliling kanal Amsterdam. Dan, kami pun beristirahat meluruskan kaki di tempat ini sebelum menuju pintu keluar. Tapi tentunya tidak benar-benar pergi sebelum melihat pertunjukan “Chain Reaction” yang terlewat saat kami baru datang. Dengan presisi yang luar biasa, para teknisi NEMO menyusun berbagai barang berbeda bentuk untuk meluncurkan sebuah roket kecil dengan efek domino. Gemuruh tepukan penonton yang mengelilingi lantai pertama itupun pecah saat balon berhasil terbang ke lantai dua. Dan, barulah kami benar-benar pergi meninggalkan NEMO.     

rooftop view
Hasilnya setelah mengunjungi NEMO? Anak-anak minta lagi kesana dan semakin excited kalau diajak melihat museum. Sepertinya mereka pun harus dibelikan museumkaart khusus anak yang harganya juga murah banget jatuhnya kalau dihitung-hitung untuk masuk museum-museum interaktif yang cukup mahal ini. 

Comments

  1. Paling senang deh ya mak, kalau pergi ke museum bawa oleh2 ilmu pengetahuan... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak alhamdulillaah. Kmrn oleh2nya juga dapet playdough bikin sendiri pula :D

      Delete
  2. Wah lucu bangeeet, kalau ke Jogja coba ke Taman Pintar mak, gak seluas ini sih tapi mayan lah drpd gak ada heheeee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah iya mak Lusi, memang pengen coba Taman Pintar, tapi kl pas lagi mudik ga sempet banget jalan jauh2 :(

      Delete
  3. keren ya mak...di kota sya ga ada hal2 spt ini...apalagi skedar taman pintar...hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillaah di sini banyak banget museum interaktif mak. Sampai bingung milih2nya...

      Delete
  4. Kereeen musiumnya, tapi saya tetep pengennya ke kerkenhof (piye iki nulisnya?) lihat bungaaa... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe Keukenhof ya mak Is. Skrg musimnya pada ga pergi ke keukenhof karena mahal. Jd kita cari2 ladang2 tulip aja bebas poto2 gratis :p. Tapi emang siiih baguuus banget pengaturannya di keukenhof. Worth a visit or two ;)

      Delete
  5. Museumnya keren banget. Bikin anak2 betah kalau kayak gini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. banget mak... Disini banyak banget museum keren2 buat keluarga, jadi beli museum card, lebih murah jatohnya

      Delete

Post a Comment