Skip to main content

Star Wars di Museum of the 20th Century



Mejeng dulu depan museum

Kalau anak dikasih nama Amidala, udah pasti ortunya fansnya film Star Wars. Saya dan suami memang ga banyak kesamaannya, kecuali suka nonton film bareng, dan kebetulan sama-sama suka Star Wars. Jadi, waktu kemarin ada eksebisi Star Wars berbarengan dengan launching film "The Last Jedi", kami langsung atur waktu untuk berkunjung kesana. Ada 2 eksebisi, pertama di Utrecht. Ternyata tiket masuknya lumayan mahal juga hihihi.. Yah lagi pengetatan ikat pinggang, pass dulu deh. Di tempat satunya, di sebuah museum di kota kecil. Dan karena saya punya kartu langganan museum (Museumkaart), ya, saya pilih ke eksebisi di museum dong.


Nama museumnya juga lucu, Museum of the 20th Century. Waduuh, sebagai orang yang lahir dan besar di Abad ke 20, rasanya agak aneh aja. Yang masuk museum kan biasanya barang-barang lama yang udah ga ditemuin lagi di saat kita masih hidup...Kebanyakaan.... Seperti misalnya Van Gogh, Rembrandt, fosil dinosaurus sampai pithecanthropus, mereka kan udah ga eksis. Walaupun ada juga sih museum science anak jaman now yang juga bikin ortu ketagihan bangsanya Nemo dan Zoom heheheh (penasaran museum seperti apa itu? Klik aja di namanya). Tempatnya agak jauh dari rumah, sekitar 40 menitan dengan naik mobil, di sebuah kota nelayan bernama Huizen. Huizen sendiri dalam bahasa Belanda artinya rumah dalam bentuk jamak. Kota Huizen sendiri seperti juga kebanyakan kota kecil lainnya, mempunyai tata kota yang cantik. Terlihat beberapa rumah tua yang berdiri sejak abad 15 berdiri agak miring. Ada pula rumah tua yang memiliki lukisan mural di atas pintunya, dan menjadi daya tarik pengunjung kota yang melewatinya. Jalan-jalan kecil di tengah kota yang tidak mudah dilewati mobil terutama yang bukan penduduknya. Kami pun harus parkir jauh dari Museumnya, sekitar 15 menit berjalan kaki. Tapi untunglah, karena jadinya saya dapat menikmati perjalanan di pinggir kota nelayan dengan perahu-perahu yang berlabuh di dermaga.
 

Kameranya dan fotografernya ga salah looh. Emang miring ini rumah dari abad 17
 
Gedung museum ini tidak terlalu besar. Seperti sebuah rumah gedung bertingkat 3 dengan kamar yang banyak. Sebelum memasuki ruang eksebisi, kami melalui toko suvenir museum. Kasir toko ini juga merupakan kasir untuk membeli tiket museum. Untuk si adek, ada permainan 'treasure hunt'. Biasanya di tiap museum memang suka ada permainan seperti ini. Jadi si anak harus mencocokkan apa yang dia lihat dengan isi kuis yang ada dalam kertas. Lalu nantinya di akhir kunjungan, anak-anak akan dapat hadiah. Biasanya sih semua akan dapat hadiah. Cara ini cukup efektif untuk membuat anak-anak kecil di bawah 12 tahun terlibat aktif dalam menelusuri isi museum.


Kami pun memulai kunjungan kami ke eksebisi Star Wars di lantai bawah. Berbagai collector's item dari fans Star Wars seluruh Belanda yang dikumpulkan selama 40 tahun, dipinjam dan dipajang disini. Berita-berita dari koran lama, box mainan dan merchandise jadul dan juga props dari pembuatan film Star Wars dapat kami lihat disini. Banyak juga memorabilia dan figures yang bahkan ada masih dalam mint condition dan ditanda tangani oleh pembuatnya disertai serial numbernya. Disini juga dipajang memorabilia saat premier Star Wars diputar di Amsterdam, seperti misalnya botol air, bertuliskan "Hydrate, You must" (mengikuti gramatika  Master Yoda). Ataupun permen karet Mentos bertuliskan "Chewy Gum" (Chewwy adalah panggilan 'sayang' Chewbacca). Katanya kebetulan di premier tersebut memang datang Peter Mayhew, pemeran Chewbacca, dan ia menandatangani bungkus permen mentos yang dipamerkan disini. Selain merchandise dan prop, juga ada beberapa kostum dan barang yang dapat kita pegang dan coba. Dan si adek pun mencoba menjadi Darth Vader dan berfoto sebagai Storm Trooper.

siapa inget maenan ini...hehehe segenarasi kitaaa
 

Chewy Gum



Setelah puas melihat pameran Star Wars, kami pun beranjak ke lantai atas, tempat koleksi permanen Museum Abad ke 20. Ternyata lumayan banyak juga ya satu abad itu. Kami memasuki lorong waktu dimulai di awal abad 20 dan kemudian tiap bagian dibagi menjadi pameran sejarah per dekade. Tetapi bukan sejarah pada umumnya, tetapi yang dipajang ternyata adalah kehidupan keluarga pada sehari-hari di tiap dekade. Membuat kita lebih merasa bernostalgia dibandingkan sebagai saksi sejarah. Pameran yang dipajang adalah kehidupan kita, sehingga kita berasa homey sekali disini. Saat mulai memasuki era 70'an apalagi 80'an, mulai deh saya bisa langsung relate.  Hihihi jadi ketahuan deh generasi berapa kitaah...


Perabot rumah tahun 20an

Tivi tahun berapa, ada yang tau?


Yang putih kotak panjang itu adalah celengan buat tiap keperluan yang berbeda


Setelah melalui sepanjang jalan kenangan, kami memasuki ruang yang memajang berbagai peralatan jadul yang membuat terkenang ke masa kecil. Ada telepon tuts, telepon putar, walkman, komputer monitor besar, atari games, ding dong dan banyak lagi. Sementara saya terkikik geli melihat 'gadget' masa saya kecil sudah masuk museum, anak-anak malah bingung melihat gadget tersebut, bahkan tidak tau mau diapakan. Itu sepertinya membuat mereka bosan. Namun tidak lama, karena di ujung ruang tersebut, ada pameran Lego Star Wars yang memang masih berhubungan dengan Eksebisi di bawah. Mereka pun langsung melihat-lihat Lego yang terpajang rapi, lalu duduk manis di meja lego yang berisi balok-balok lepas yang mereka bisa bongkar pasang sendiri.



gimana ini makenyaaa



Sementara saya pun menelusuri bagian-bagian lain museum ini. Ada suatu tempat yang merupakan replika toko-toko terkenal jadul di Belanda yang masih berdiri sampai sekarang. Saat itu, mata saya tertuju pada replika etalase toko kue yang memajang kotak kaleng bertuliskan "Tjoklat". Aah, ternyata kata permen "coklat" dalam bahasa Indonesia berdasar dari merek permen ini. Sebab dalam bahasa belanda coklat bon-bon disebut chocolade (baca: sjokolade).



Saking asyiknya menelusuri masa lampau, kami hampir lupa waktu, bila perut tidak mengingatkan, bahwa ia perlu diisi. Akhirnya dengan setengah 'menyeret' anak-anak keluar dari meja lego, kami beranjak keluar. Tak lupa tentunya sebelum pergi, adek menyerahkan hasil treasure huntnya dan mendapatkaaan... kuee hahaha... Setelah sejenak minum teh untuk menghilangkan haus dan bersiap menempuh dingin, kami pun kami pun pergi meninggalkan museum tersebut.


Comments