Skip to main content

Masalaama Jeddah!

ready to take off
Akhirnya, setelah tujuh tahun mengendap di Jeddah, berhasil juga kami 'escape from Azkaban'. Setelah ditangguhkan, diganti dan dibatalkan lalu ditunda oleh perusahaan, akhirnya, berani juga kami mengatakan, 'enough is enough', we're going and you can't stop us. With much bickering to the HR complaints department, akhirnya dikeluarkan juga surat sakti kami, Final Exit Visa.

Alhamdulillaah, tak terkira leganya. Tiga bulan jadi nomaden dan sebulan terakhir bagai orang lontang-lantung, karena kepergian yang diperkirakan di awal bulan Juli, malah diundur paksa sampai awal Agustus. Padahal di bulan Ramadhan, terutama sepuluh hari terakhir, hampir pasti kegiatan pemerintah dan bank di Saudi berhenti. Jadi tak terkira stressnya kami, kalau harus masih menunggu di Saudi selama akhir Ramadhan dan awal Syawal tanpa tempat tinggal yang laik, terutama bagi anak2. Semuanya jadi menjadi semacam mental pressure bagi kami semua. Untunglah, masih ada teman baik yang membantu kami di Jeddah. Mba Len n famili, jasamu tak terlupakan hiks! Ga lupa Andini, Mba Amel n Dian makasih banget udah dibantuin semua-muanya.



Waktu itu pun kepergian kami terburu-buru, karena bila tidak ambil tiket tanggal 2 Agustus itu, tiket akan menjadi lebih mahal, lebih parah lagi, kemungkinan besar tidak ada seat. Loh, kenapa takut tiket mahal? Yah ternyata ada masalah kontrak dengan perusahaan. Iih, Arab deh... Ah sudahlah, semoga rejeki ga lari kemana.

So kami ambil resiko aja deh. Alhamdulillaah, dapat tiketnya 2 kali lebih murah dari yang sebelumnya dipesankan dan dapat Saudiair. Dari dulu kami memang mengincar Saudiair. Tujuh tahun di Saudi, pergi kemana-mana, kebanyakan pakai airlines ini yang punya limit bagasi amat generous. PErnah loh dapat 50kg per orang. Langsung deh, jualan barang ikea untuk pertama kalinya. Tapi setelah 1 Oktober 2012, semua weight allowancenya dicut jadi 32 kg. Tapi, karena saking seringnya pergi, kita jadi ngumpulin airmiles. Bahkan tiermilesku cukup untuk dapat AlFursan Silver. Meaning, more bagage allowance dan dapat biz lounge sekeluarga kalau terbang pake Saudiair. Horeeee! Jadilah, kemaren, semua koper kebawa dan dapat  menunggu di biz lounge dengan tenang.

Flight kami pun pagi, karena memang biasanya penerbangan ke Eropa dari Jeddah selalu pagi atau dinihari. Dan kepastian perginya juga baru sehari sebelumnya dengan keluarnya Final Exit visa tersebut. Jadi mohon maaf bagi teman-teman, bukannya tidak mau diantar, haduuuh. Mauuuu banget dianterin sambil farewell di airport seperti teman-teman lain. Tapi dengan flight jam 9 kami harus di bandara jam 7 pagi, kepastian pun baru didapat jam 3 sore bahwa kami jadi pergi. Malah takutnya mengganggu yang baru abis sahur harus pagi2 di bandara. In Syaa Allaah next time, ketemu lagi deh ya.

Pokoknya, sekarang apalagi dua hari lalu saat semua urusan akhirnya beres juga, setelah sebulan ketar-ketir, cemas dengan 'unfinished business' yang masih ketinggalan di Jeddah ternyata selesai disini, kami lega banget. Lega bisa say masalamaa ama Jeddah.

Thanks to all our friends yang mengisi kehidupan kami disana. Teman di Pengajian Soleha, di Ladies Ceria, di Pengajian KBM baik di IC maupun di Sharafiyah.Terus terang, keberadaan temanl dan komunitasah yang memberi silver lining behind all the dark clouds of Arabia. Walaupun saya akui, saya jarang banget gaul, paling ga kadang-kadang ngumpul bisa bikin pikiran jernih sejenak. Doa'kan semoga kami hanya kembali ke Saudi untuk umroh dan anak-anak kami berhaji.

Tulisan ini dibuat sekilas saja untuk memberikan penjelasan dan menumpahkan kelegaan dari segala stressful months sebelum kepergian kami.

Comments