![]() |
Image: Simon Howden / FreeDigitalPhotos.net |
Orang Indonesia memang senangnya menyingkat sesuatu. Misal nama panggilanku saja yang sudah pendek, masih dipanggil Vic, atau Ka. Mendingan kan panggil Vica :p
Nah, yang paling sering kan di sms, di BB, di surat, kebanyakan muslim Indonesia suka menyingkat tulisan Assalamualaikum menjadi cuma Ass doang. Padahal tau kan artinya ass apa? Iya bener, keledai (hehehe yang satu lagi juga bener).
Padahal assalamu'alaikum sendiri merupakan suatu doa dari seorang saudara muslim ke muslim yang lain. Cuma dengan bilang assalamu'alaikum, dapat 1 pahala, tambah warrahmatullah dapat 2 kebaikan/pahala, lengkap pakai wabarakatuh 3 pahala. Cuma memberi dan menjawab salam aja udah dapat 3 pahala.
Sudah dikasih keringanan dapat pahala, didoakan yang baik pula. Makanya setelah belajar tentang hal ini, aku tak pernah lagi menyingkat menjadi ass.wr.wb. Kalau malas tulis panjang-panjang, cukup aku tulis aja Salaam yang artinya peace atau selamat seperti yang malaikat sampaikan saat menemui penduduk surga
di Surah Yaasiin:58 "(kepada mereka dikatakan) "Salaam" sebagai ucapan selamat dari Allaah Yang Maha Penyayang atau assalamu'alaikum saja. Banyakan sih salaam aja yang pendek.
Gelar SAW juga loh. Itu kan isinya salam shalawat kepada Rasulullah. Jadi dengan membacanya saja kita sudah berdoa. Setiap kali kita mendengar ada yang menyebut Shallallahu āAlaihi Wasallam, sebaiknya kita menjawab juga dengan Shallallahu āAlaihi Wasallam. Dan Allah akan bershalawat kepada kita 10x. Masya Allah. Untuk jelasnya tentang sejarah penulisan salam dan doa shalawat yang disingkat, aku copy paste nih dari notesnya teman. Dari sini baru tahu juga, ooh, ternyata bukan cuma muslim Indo doang tooh yang suka menyingkat seperti perkiraanku diatas.
Jadi jangan pelit bagi-bagi doa ke sesama muslim. Senyum dan mengucap salam, insya Allah selain mempererat silaturahim juga mendapat berkah atas doa tersebut. Aamiin.
========================
Hukum penulisan salam dsb yang disingkat
Denny Risnanto (milis As-sunnah)
Wed, 30 Jun 2010 07:10:58 -0700
'Alaikumussalaam Warahmatullahi Wabarakatuh
Sejarah Si Penyingkat Lafazh āSAWā ( ŲµŁŲ¹Ł )
Saudara ā saudaraku se-Islamā¦pernahkah Anda menulis dalam teks khutbah Anda atau
yang lainnya tentang Shalawat atas Nabi Muhammad Shallallahu āalaihi wasallam dengan disingkat SAW atau menulis kata Allah Subhaana wa taāala dengan SWT ?
Adakah aturan tentang penulisan shalawat atau lafazh Allah ini dalam syariat Islam ?
Untuk itu pada postingan kali ini kita akan membahas mengenai penulisan lafazh
Shallallahu āAlaihi Wasallam yang disingkat menjadi SAW atau ŲµŁŲ¹Ł (dalam tulisan arab) begitu juga dengan singkatan Subhaana wa taāala atau SWT.
Allah Subhaana wa taāala berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 56:
āWahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanyaā.
Berkenaan dengan ayat diatas maka Allah memberikan banyak keutamaan kepada orang
yang bershalawat atas nabi Muhammad Shallallahu āalaihi wasallam. Salah satunya adalah Allah Azza Wa Jalla akan bershalawat kepada orang itu sepuluh kali.
Berdasarkan dalil :
āBarangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluhkali (HR Muslim no.408).
Adapun orang ā orang yang enggan bershalawat jika disebut nama Rasulullah Muhammad Shallallahu āalaihi wasallam maka mereka termasuk orang yang bakhil alias kikir atau pelit alias medit. Hal ini berdasarkan dalil:
ā Orang yang kikir adalah orang yang ketika namaku disebut disisinya ia tidak bershalawat kepadakuā. (Hadits shahih dalam Shahih Al-Jamiā no.2878, Shahih At-Tirmidzi no. 3546).
Keterangan Syaikh Bakar Abu Zaid
Pada kitab Muā jam Al-Manaahii Al_lafzhiyyah, karya syaikh Bakar Abu Zaid Rahimahullah halaman 339 ā 351 dikatakan ā (disebutkan) pada kitab At-Tadzkirah At-Timuuriyyah, tentang singkatan shad lam mim ( ŲµŁŲ¹Ł ) adalah tidak boleh.
Bahkan yang wajib adalah bershalawat dan mengucapkan salam. (Dari kitab al-fataawaa al-haditisyyah, karya Ibnu Hajar Al-Haitami, jilid 1, hal.548 pada manuskrip. Dan hal. 168 pada cetakan).
āini menunjukkan bahwa singkatan atau susunan kata yang dimurkai ini sudah ada sejak zaman Ibnu Hajar (Al-haitami). Sedangkan Ibnu Hajar wafat pada tahun 974 hijriyah. Dan sebelumnya, Al-Fairuz Abadi telah mengisyaratkan tentang hal ini dalam kitabnya Ash-Shilaat Wa Al-Busyr, ia berkata ā Tidak boleh lafazh shalawat (kepada Nabi) disingkat seperti yang dilakukan oleh sebagian orang malas, bodoh dan penuntut ilmu yang masih awam. Mereka menulis shad lam mim ( ŲµŁŲ¹Ł ) sebagai ganti dari shallallahu āalaihi wasallamā.
Pada kitab yang sama halaman 188-189 disebutkan, ā nampaknya singkatan ini sudah ada sekitar tahun 900 Hijriyah. Telah diterangkan pada kitab syarh Alfiyyah Al-Iraqi Fi Musthalah Al-Hadits, yaitu pada ucapan An-Nazhim:
āDan jauhilah kode (singkatan) untuk (shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu
āalaihi wasallam) atau menghapusnyaā.
Maksudnya, jauhilah singkatan shalawat kepada nabi shallallahu āalaihi wasallam atau menghapus salahsatu hurufnya. Akan tetapi tunaikanlah (shalawat) dengan ucapan dan tulisan. Kemudian pensyarah kitab tersebut, Syaikh Zakariya Al-Anshari menyebutkan, bahwasanya syaikh An-Nawawi telah menukil ijmaā dari para ulama akan sunnahnya bershalawat kepada nabi baik secara lisan maupun tulisan. Jadi bukan termasuk sunnah menyingkat lafazh shalawat dengan beberapa huruf tertentuā.
Syaikh Bakar melanjutkan, ā Kemudian syaikh Al-Anshari menyebutkan, bahwa orang yang pertamakali menyingkat shalawat dengan huruf shad lam mim ( ŲµŁŲ¹Ł ) dipotong tangannya, Wal āiyaazu billaah. Sementara itu syaikh Al-Anshari wafat pada abad ke-10 hijriyah (yakni tahun 926 Hijriyah).
Maka itu, jalan keselamatan dan kecintaan yang berpahala dalam menghormati dan memuliakan Nabi umat ini adalah dengan bershalawat dan mengucapkan salam ketika nama beliau shallallahu āalaihi wasallam disebut, sebagai bentuk pelaksanaan terhadap perintah Allah Subhaana Wa Taāala dan petunjuk nabi shallallahu āalaihi wasallam. Oleh karena itu, seluruh bentuk lafazh dan kode untuk menyingkat shalawat dan salam kepada beliau shallallahu āalaihi wasallam adalah terlarang.
Maka kesimpulannya , hendaklah kita menjauhkan dari penulisan singkatan-singkatan untuk nabi Muhammad shallallahu āalaihi wasallam apalagi untuk lafazh-lafazh yang dikhususkan untuk Allah Azza Wa Jalla. Karena menulis dan melafazhkan itu lebih baik bagi kita dan lebih utama. Dan janganlah kita bermalas-malasan untuk bershalawat dalam bentuk tulisan dan lisan agar tidak termasuk orang yang bakhil lagi kikir. Termasuk juga bermalas-malasan dalam menulis lafazh āassalaamu āalaikum warahmatullaahi wabarakaatuhā seperti yang
sering kita lakukan selama ini. Karena penyingkatan lafazh salam menjadi āassā
artinya adalah pantat dalam bahasa inggris. Ini adalah sebuah penghinaan bagi
kaum muslimin yang menerima singkatan ini.
Wallaahu aālamā¦
(disarikan dari artikel āMenyingkat lafazh Shalawatā oleh Abu Musa Al-Atsari
dalam Majalah Adz-Dzakhiirah no.6 edisi 48-1430 H)
yeaaaa! paling sebal kalau ada yang nyingkat (kick your own) Ass.
ReplyDeletelol.
(ada yang ketinggalan)
ReplyDeletewassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh....
nite you, Vic ;)
iya...ass...asmuni...hihihi
ReplyDeletebegadang dia. Tidur, tidur. Gue udah limangwatt neh...
wa'alaikumussalaam warrahmatullahi wabarakatuuh :)
ReplyDeletenite juga
wahhh jadi merasa tertampar...aku sering nulis ass....gitu di sms :(
ReplyDeletehehehe...bukan cuma kamu kali. Banyak orang juga gitu, aku juga dulu gitu. Makanya kalau males skrg cukup tulis aja salaam.
ReplyDeletemampirrr...
ReplyDeletepertama kali terima sms pake kata ass. what? ngapain dia ngomong jorok ama akyuuu?
dasar tulalit yak?
hehehe...tapi aku emang gak suka singkat2 gitu, krn artinya kan jadi lain... ^_^
makasih udah ngingatin ya vica...
Makasih udah mampir Mayya. Emang dulu kan ga perhatiin soal ass itu, krn biasanya nyambung gini asswrwb. hehehe
ReplyDeleteBtw, Mayya, aku waktu itu pernah comment di blogmu, tp kok ga muncul ya?