Skip to main content

Love Day, Everyday!

Image: Grant Cochrane / FreeDigitalPhotos.net
Menjelang tanggal 14 Februari, langsung deh warna-warni toko berubah jadi merah atau pink. Coklat dijual berbentuk hearts. Boneka bear dijual ber-dress code pink atau merah dengan tulisan I Love You atau Be my Valentine, With love, your Valentine. Yah begitulah.

But definitely NOT for me.

Alasan saya ga mau ikut-ikutan acara model gini bukan saja karena saja seorang Muslim. But more to the fact that I'm a human being who is still learning to be a good muslim. Human being yang diciptakan oleh Allah untuk bisa belajar berbagai hal, dan juga merasakan mencinta dan dicinta. Jadi untuk apa saya ikut2an mengenang seorang pendeta yang katanya membebaskan orang untuk bisa saling mencinta. Menuliskan nama si pendeta instead of namanya sendiri saat mengirim surat cinta. Dari sejarahnya saja sudah jelas bahwa budaya ini sama sekali tidak Islami. "Sesungguhnya banyak tanda bagi orang yang berpikir"

A muslim must follow the way of Al Quran and Al Hadits. Tetapi saya sadar, kita ini hidup di bumi yang universal. Menghormati tidak berarti harus menerima, bukan? Jadi silahkan saja yang bukan Muslim merayakannya, saling memberi selamat atas perayaan meninggalnya pendeta Valentin ini, atau perayaan apa saja dari agama apa saja selain Islam. Asal bukan saya, dan saya harap bukan keluarga inti saya.

Menurut saya, yang bisa membebaskan seseorang untuk mencinta adalah dirinya sendiri, bukan orang lain, dan terutama dengan berzikir menyebut nama Ya Wadud, Yang Maha Pencinta. Bila saya ingin mencari kisah sejarah yang nyata tentang cinta, saya bisa saja membaca-baca tentang kisah cinta Rasullullah sawlallahu alaihis salam dengan Khadijah R.A. yang mengharu biru. Dan gemanya masih terus bergaung sampai ke 14 abad kemudian, and onward...

Menyatakan cinta juga bisa tiap hari ke anak or pasangan, or orangtua. Ga perlu nunggu suatu hari khusus. Dan juga tidak perlu hari khusus untuk beliin coklat dan kado ke orang yang kita sayangi. Tapi memang saya suka memanfaatkan hari seperti itu untuk beli coklat murah yang biasanya diobral setelah harinya berlalu hihihi. Perempuaaaan...ga jauh dari cari barang murah.

Kecuali kalo mungkin menyatakan cinta pertama kali, yang rasanya bikin hati berdegup kencang seperti abis maraton naik tangga, tangan gemetar dan berkeringat dingin. Belum lagi tiba-tiba ada rasa melintir di dalam perut. Mungkin saat itu perlu waktu untuk merangkai kata. Tapi sebelum berkata-kata, ada baiknya baca doanya nabi Musa biar omongan lancar dan yang dituju mengerti maksud lisan kita.

"Rabbisyrahlii shodrii, wa yassirliii amrii, wahlul 'uqdatammil lisaanii, yafqohuu qowlii"
Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (Surat Thoha, 20, ayat 25-28)

Jadi bisa lancar ngelamarnya. Insya Allah;)

Kalau sudah ingat yang Maha Pencinta dan Maha Pengasih, logika romansa berkata, "berarti aku harus mencinta karena Sang Pencinta telah menghidupkan chemistry di antara aku dan dia. Bukan karena orang lain, tetapi karena Allah ta'Alla ".

Kalau sudah dewasa dan tidak ABG lagi, pasti sudah lebih mengerti. Cinta bisa datang kapan saja, kepada siapa saja, dengan cara apa saja bila Al Wadud mengijinkan.

Ada masalah juga gimana memberi pengertian kepada seorang ABG, saat ia dikepung jerat promosi kapitalis yang berupaya menjual berbagai macam produk dengan cara apapun. Ya gitu deh, menurut saya yang kebanyakan nonton X-Files, 'the truth is out there'. Valentin Day itu diblow up hanya karena perusahaan coklat dan mainan juga para penjual bunga yang pengen jual barang yang sama dengan harga lebih mahal hanya dengan menambahkan embel2 merah pink dan Valentine. Kapitalisme lagi kan baliknya? Bukan karena merayakan keagungan cinta, per se. Tapi maaf, saya bukan psikolog dan ta punya pengalaman dengan ABG, jadi ga bisa kasih saran. Kalau ada saran, saya terima, terutama untuk 10 tahun lagi niiih ;)

Saya cuma mau ngomong saja, kalau saya ga perlu satu hari khusus untuk minta dibeliin coklat atau hadiah sama suami. Cukup season khusus aja belinya, musim sale :p. Ga perlu waktu satu hari khusus untuk bilang I love you sama si honey or kiddos. Ga perlu candelite dinner pada satu hari khusus, kecuali pada saat liburan dimana anak2 ada yang jaga (halaaah).

Cukup satu cinta yang berusaha saya kejar, cukup satu yang sekarang saya PDKT-in supaya jejak bayangan masa lalu bisa diampuni. Dan tak perlu saya paparkan siapa Dia. A muslim will know with her own heart :)

Wassalam.

Comments

  1. Hallloooo, aku datang :p
    Sebelum baca-baca catatan yang lain di blog ini, permisi ninggalin jejak di sini dulu. Hihihihi.

    btw, baca posting ini, tiba-tiba kangen DIA :(( huaaaa, rasanya sudah lama 'bandel' menjauh dari-NYA.

    ReplyDelete
  2. Emy: makasih dah mampir.
    Alhamdulillah kalo jadi kangen sama DOI.
    hehehe ada masanya kok.
    ini jg lagi merangkak-rangkak mencoba balik lagi :)

    ReplyDelete

Post a Comment