Skip to main content

Tour de Madinah Al Munawarah (2) - Off the Beaten Track

Post kemarin saya cerita tentang main attraction di kota Madinah Al Munawarah. Saatnya sekarang cerita ke beberapa tempat yang pernah saya datangi maupun baru niat didatangin saat ziarah ke Madinah.

Bukit Magnet

Bukit magnet ini sebenarnya tidak terlalu off beat. Malah konon kabarnya yang menemukan malah rombongan jamaah Indonesia. Disini, saat tidak menginjak gas pun dari batas tertentu, mobil bisa lari sampai 120km/jam. Tapi seperti yang ditulis di Cerita Jeddah yang juga saya refer di posting sebenarnya, kemungkinan besar ini adalah hanya sekedar optical illusion. Mungkin saja. Masak kalau ada magnet sebesar gunung, pemerintah Saudi ga berusaha menyelidiki sih?

Hanya saja, tempat ini enak buat foto2 ala padang pasir, tanpa unta tentunya. Dan saat menuju kemari, kita bisa menemukan perkebunan kurma yang sebenarnya,  yaitu yang bukan hanya sekedar taman dengan toko kurma di depannya hehehe...

Oya nama bukit magnet bukan nama sebenarnya ya. Itu cuma akal-akalan orang Indonesia aja hahaha...


Mari melihat pemandangan disini sebentar yuk.

Kontur di Bukit Magnet 1
Kontur di Bukit Magnet 2

Perempuan Padang Pasir
Gurun Badar

Gurun Badar yang letaknya kira-kira sejam di antara arah Madinah - Jeddah ini pastilah amat dikenal oleh kaum Muslimin. Yup, di gurun inilah tempat terjadinya perang besar pertama antara Kaum Muslimin dengan Kaum Kafir Quraisy. Tempat dimana kaum Muslimin yang berjumlah sedikit (300 orang) melawan 1.000 orang tentara musyrikin. Dimana casualty of warnya hanya 14 orang syuhada sementara kaum musyrikin 70 orang yang termasuk pimpinannya dan 70 orang tertawan.

Dan tentunya juga banyak ceritanya terdapat dalam Al Quran, dimana ternyata tentara kaum Muslimin dibantu oleh pasukan 1.000 malaikat (Qs. Al Anfal: 9). Mau lengkap ceritanya? Yah, tinggal googling. Ta bantu deeh. Ini Kisah Perang Badar dalam bahasa Indonesia, en this is in English. Maklum kan disini mau cerita tentang my trip to Badar. Jadi background tentang Perang Badr sedikit aja ya.

Kemarin itu ga sengaja barengan dengan teman yang memang senang adventuring, dan sudah sering ke Gurun Badar. Ketemunya pun pas di Madinah saling bbm-an. Akhirnya, selesai Jumatan kami pun langsung menuju Mesjid Bir Ali (Abyar Ali), tempat yang biasa dipakai miqat oleh para jemaah dari Madinah untuk ketemuan dengan temanku. Maklum, it's quite impossible main tunggu-tungguan di daerah hotel sekitar Haram. Parkir sebentar aja, pasti udah langsung diusir sama polantasnya.

Dari Bir Ali, kami pun menuju highway ke arah Jeddah. Dan saat orang lurus menuju Jeddah, kami berbelok kiri ke arah Badr. Highway disini semua mulus dan gratis looh. Yah karena kami sudah sering memakai jadi ya itu, take things for granted. Yang komentar malah si mami. "Enak beneeer. Jalan mulus begini ga bayar tolnya". Hehehe iya juga yaa. Sepanjang kira-kira 500 km highway Jeddah-Madinah dan juga dimana pun juga highway di Saudi, kita tidak perlu bayar tol. Jalanan pun halus mulus. Yang harus diperhatikan adalah kecepatan. Jangan sampai lebih dari 120km/jam. Kalau tidak si kamera Saher (polantas Saudi) bakal beraksi dengan lampu blitznya. Jepreeet...! 300 s/d 500 sar bisa melayang.

Setelah lama berjalan, kira-kira 45 menit kemudian kami mulai melihat pemandangan gunung pasir. Yup gunung dari pasir, bukan lagi dari batu seperti pemandangan biasanya dari Jeddah-Mekkah atau Jeddah-Madinah. Pasir kuning keemasan menghias kiri kanan jalan.

Bukit pasir

bukit pasir lagi

Ini loh gunung batunya

Dari tempat gunung pasir itu, aku kira kita akan berhenti. Ternyata tour leadernya masih belum berhenti. Ternyata akhinrya kami berhenti di sebuah pom bensin yang ada mesjidnya. Masya Allah, di tengah padang pasir gini ada pom bensin lengkap dengan mesjid dan toko swalayan kecil.

Pom Bensin lengkap dengan ATM drive thru segala :p

Lalu setelah sholat Ashar, kami lanjutkan perjalanan. Ternyata tour leadernya mengajak kami ke kuburan Syuhada Badar. Wah, di tengah padang pasir ada juga loh ternyata kota kecil dengan rumah yang bagus dan besar-besar. Kemungkinan kata hubby sih, ini orang-orang dari Yanbu, kota di utara Madinah yang kaya hasil tambang. hmmm.... Nah makam syuhada ini harus melewati kota kecil ini. Sayangnya baru juga markir mobil, sudah langsung diusir sama askar (polisi) yang tiba-tiba datang dengan sirene berbunyi.

Kota Badar di balik gunung

Memang disini dijaga banget, supaya tidak ada orang yang berusaha mengkultuskan sesuatu. Haduh, kita cuma mau belajar sejarah pak. Ga macem2 kok. Ya sudah, curi-curi deh nih ambil fotonya.

Curi foto palang tulisan Quburatun Syuhada Badar

Kayaknya ini tentang Perang Badar atau kuburan syuhada kali ya :)
Akhirnya kami balik lagi ke arah gunung-gunung pasir tadi. Wiih, pasirnya lembuuut sekali. Dan karena tidak ada air seperti di pantai, tentunya si pasir tidak lengket. Hati-hati main di pasir ini karena katanya banyak scorpion ngumpet. Yang banyak aku lihat sih serangga pasir, ga tau apa namanya. Karena kebanyakan nonton filem mummies, aku sebut aja scarab. (salah yaak? heheh). Kebetulan saat itu suhu lagi drop, jadi ga bawa jaket segala, Padahal lagi dingin bangeeet. Saltum deh. Ya sudah mari bernarsis ria dulu.

Scarab ala Vica

with my mom n lil bro

Princess of the Desert

Yang lagi race to the top


Alhamdulillah kesampaian juga ke gurun Badar. Sekalian ah, mau ganti profile picture. Jadi sekarang tau kan. Profile picture yang baru itu ambilnya di Badar, bukan Ancol.

Mada'in Saleh - Perjalanan yang Tertunda

Mada'in Saleh adalah tempat dimana dulu Nabi Saleh diutus Allah Ta'Alla untuk menjadi messenger bagi kaum Tsamud. Banyak looh ceritanya di Al Quran. Diantaranya ada di Surat Al Araf, Surat As-Syams dan surat Hud. Jadi ceritanya, jaman dahulu kala, ada kaum terkemuka bernama Tsamud. Mereka kaya abis. Tajir istilah sekarangnya. Mereka pun sedemikian pintarnya sampai mampu memahat batu-batu di gunung menjad rumah mereka. Tapi, yah tau sendiri jaman jahiliyah. Mereka ini penganut berhala.

Sudah diberi kenikmatan mempunyai tanah subur di tengah gurun, masih saja berpaling dari Allah. Makanya diutus Nabi Saleh alaihisalaam untuk mengajak mereka ke jalan yang benar. Singkat cerita ya mereka menolak lah. Bahkan mereka menyembelih unta betina yang dikirim Allah sebagai bukti kenabian Nabi Saleh dan untuk dibiarkan hidup (Al ARaf: 73 dan As Syams: 13-14). Maka azab Allah pun datang berupa bunyi gemuruh (petir) yang menjungkir balikan rumah mereka dan masuk ke dalam tanah (Fussilat 13 & 17)

Nah, tanda-tanda keberadaan kaum Tsamud itu ada di Madain Saleh ini. Disini katanya banyak rumah-rumah terpahat dalam batu dan juga kuburan-kuburan batu. Pokoknya seperti yang tertera dalam Quran, sampai ke keadaannya yang hancur lebur dan terbalik-balik. Inilah peringatan yang masih ada sampai sekarang, bahwa azab Allah itu benar adanya. Subhanallah.

Tapi kok katanya niiih?

Soalnya tahun lalu, saat rombongan kami sudah bersiap untuk pergi kesana, ternyata Allah menentukan hal yang lain. Banjir yang aku ceritakan di post ini, telah menunda kepergian kami ke Madinah. Memang akhirnya kami besoknya pergi juga ke Madinah. Tapi rasanya ta sanggup kami menempuh perjalanan 8 jam bolak-balik dari Madinah ke Madain Saleh dalam satu hari.

Bisik-bisik kami adalah mungkin perjalanan kami saat itu memang tidak diridhoi Allah. Sebelumnya rombongan kami yang adalah rombongan pengajian ibu-ibu ini, diberi penjelasan oleh ustadzah tentang traveling ke tempat yang sudah diazab Allah. Kalau kesana, sebaiknya hanya lewat saja, tidak boleh mengambil air dari sumurnya dan bila tiba disana tujuannya bukan untuk bertamasya tapi kalau bisa menangis karena melihat nyatanya azab Allah. Itu dari Hadits al Bukhari.

Ada juga hadits lain mengenai tempat ini. Suatu ketika Rasullullah melewati tempat ini bersama rombongannya. Lalu berhenti sejenak untuk beristirahat. Salah satu sahabat mengambil air dari sumurnya, tetapi Rasulullah menyuruh membuangnya karena asalnya adalah dari tempat yang terlaknat. Dan mereka hanya sebentar berada di daerah tersebut, untuk kemudian melanjutkan perjalanannya.

Ya sudah, mungkin next time. Lewat saja buat liat-liat mantan kota yang konon katanya merupakan sister city dari Petra di Jordan. Tapi penasaran kan dengan kota ini. Ini tour leaderku yang dari Badar itu tuuh, menceritakan dengan bahasa foto di Cerita Jeddah: Madain Saleh. Intip aja disini yaaa.

====

Begitulah kira-kira hal-hal yang bisa dilihat kalau jalan-jalan ke Madinah. Tapi ingat ya, tour episode ke dua ini, selain ke Bukit Magnet, tidak pernah ada di jadwal perjalanan umroh. Jadi yang kemari karena umorh dan haji, jangan cari-cari di itinerarynya. Ga bakal muncul lah. Sementara kalau yang tinggal disini, enjoy the trip. Dan jangan lupa berbagi cerita. Tempat yang dikunjungi boleh sama, tapi cerita tiap orang pasti selalu berbeda ;)





Comments

  1. Bukit Magnet di skip sama tour & travel aku, Vic. Katanya sekarang semua tour & travel juga udah nggak masukkin Bukit Magnet ke itinerary mereka. Alasannya, karena katanya udah jadi bahan pembicaraan kalau di Bukit Magnet itu ada kekuatan gaib yang bikin mobil bisa jalan sendiri. Wallahualam... -___- *capeedeee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, berarti skrg resmi jd off beaten track dong. Padahal bagusntuh buat foto2. Mana ngelewatin bendungan pula. Di gurun gitu looh.

      (ini knp masuk spam ya, kan loe udah sering masuk sini komennya)

      Delete
  2. heeeee aneh ya,,lain x klo mau lbh bnyk liat gunung ikut ma saya,seminggu se x saya menempuh jln jeddah_madinah sepanng 400km

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bosan mas liat gunung batu. Itu saya pasang karena ga punya foto gunung batu. Yang pengen dicari ya gunung pasir hehehe

      Delete

Post a Comment